Laporan Analisis Antibiotik Mikrobiologi Lengkap
ANALISIS
SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
Terkait
ABSTRAK
Latar
Belakang : Antibiotika merupakan senyawa
atau bahan yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang memiliki kemampuan
untuk membunuh dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme
lainnya. Perlu juga
kita ketahui bahwa
sensitivitas adalah keadaan
dimana antibiotic memiliki
kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Namun
dalam hal ini
perlu diwaspadai munculnya
keadaan resisten yaitu
keadaan dimana obat
tidak mampu lagi
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Tujuan
Penelitian : Dengan tujuan untuk melihat sensitivitas dari
antibiotik Cotrimoksazol, Tetrasiklin, Clindamicin, Eritromisin,
dan Azitromisin terhadap mikroba Vaginosis
bakcterial penyebab infeksi vagina.
Metode : Metode pengujian
ini digunakan metode
difusi agar dengan membandingkan diameter zona hambatan dari antibiotik tersebut.
Hasil
: Berdasarkan pengamatan hasil analisis
sensitivitas antibiotik ini diperoleh pada
antibiotik Cotrimoksazol, Eritromisin, dan Azitromisin tidak menghasilkan
zona hambatan, sedangkan rata-rata zona hambatan dari antibiotic Tetrasiklin
dan Clindamicin, berturut-turut adalah 15 mm dan 17,66.
Kesimpulan
: Dari hasil yang telah diperoleh,
dapat
disimpulkan bahwa antibiotik
Tetrasiklin
dan Clindamisin memiliki tingkat
sensitivitas yang lebih tinggi/baik dalam menghambat pertumbuhan Vaginosis bakcterial.
Kata Kunci: Antibiotik, Vaginosis bakcterial, Resistensi, Cotrimoksazol,
Tetrasiklin, Clindamicin, Eritromisin, Azitromisin
PENDAHULUAN
Uji
sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan
bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang
memiliki aktivitas antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya
dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri
tersebut semakin sensitif 4.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama
fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak
antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun
dalam praktek sehari-hari AM sintetik
yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon)
juga sering digolongkan sebagai antibiotik1.
Seorang
ilmuan dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk
mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan
terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai
daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri4.Meskipun metode ini
masih digunakan pada beberapa laboratorium klinik, sekarang ini telah
digantikan dengan prosedur otomatis
miniatur yang lebih cepat dan efektif. Pada prosedur baru ini, pelat yang
disebut panel terdiri dari lubang-lubang yang mengandung reaktan yang dapat
menilai ciri-ciri organisme. Pada lubang lain terdapat konsentrasi antibiotika
yang bervariasi serta bermanfaat secara klinik. Hasil yang didapat dicetak
secara otomatis berupa identifikasi organisme serta konsentrasi antibiotik
terhadap organisme yang rentan2.
Intermediet adalah suatu keadaan
dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitif ke keadaan yang resisten tetapi
tidak resisten sepenuhnya.Sedangkan resisten adalah suatu keadaan dimana
mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik.Resisten tersebut dapat
berupa resisten alamiah, resisten karena adaya mutasi spontan (resisten
kromonal) dan resisten karena adanya factor R pada sitoplasma (resistensi
ekstrakrosomal) atau resisten karena terjadinya pemindahan gen yang resisten
atau factor R atau plasmid R atau plasmid (resisten silang) atau dapat
dikatakan bahwa suatu mikroorganisme dapat resisten terhadap obat-obat
antimikroba, karena mekanisme genetic atau no-genetik. Penyebab terjadiya
resisten terhadap mikroorganisme adalah penggunaan antibiotic yang tidak tepat,
mislanya penggunaan dengan dosis yang tidak memadai, pemakaian yang
tidak teratur atau tidak kontinyu, demikian juga waktu pengobatan yang tidak
cukup lama, sehingga untuk mencegah atau memperlambat terjadinya resisten
tersebut , maka cara pemakaian antibiotic perlu diperhatikan1.
Resistensi
sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh antimikroba. Sifat ini
dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup3.Pemberian antibiotik
yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan uji
kepekaan kuman. Namun dalam praktek sehari-hari, tidak mungkin melakukan
pemeriksaan mikrobiologis untuk pasien yang dicuragai menderita suatu infeksi
berat yang memerlukan penanganan segera dimulai setelah pengambilan sampel
bahan biologik untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman4.
Bakteri yang resisten terhadap
antibiotik merupakan masalah global, oleh karenaitu penggunaan antibiotik yang
tepat merupakan bagian dari pencegahan resistensi. Hasil penelitian uji kepekaan
bakteri terhadap antibiotik yang berasal dari hasil kultur bakteri air dan
udara ruang terhadap berbagai jenis antibiotik mengalami resistensi pada semua
bakteri yang ditemukan dan telah terjadi multidrug resistency (MDR) terhadap
semua antibiotik yang digunakan, karena resisten-si ini terjadi lebih dari satu
antibiotik5.
METODE
PRAKTIKUM
Jenis dan
Rancangan Praktikum :
Jenis
praktikum ini adalah experimental dengan rancangan praktikum One-Shot Study.
Bahan dan Alat
Penelitian
Adapun alat yang digunakan yaitu autoklaf, cawan petri, Enkas, erlenmeyer,
inkubator (Memmert®),
kapas, lampu spiritus, ose bulat, penggaris, spidol, spoit, tabung bergerigi,tabung reaksi (Pirex®), vial,
Adapun bahan yang digunakan yaitu medium NA (Nutrient
Agar) (no. reg: 1.05450.0500 Merck KG A, 64271 Darmstadt), Paper disk, plastik wrap,
dan tissue.
Sampel
Praktikum
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah Antibiotik Cotrimoksazol, Tetrasiklin, Clindamicin, Eritromisin,
Azitromisin dan biakan
infeksi Vaginosis bakcterial.
Cara
kerja
Dimasukan 10
mL medium NA ke dalam vial dan dipipet 0,02 mikro pipet biakan spesimen infeksi saluran pernapasan, dibuat sebanyak dua kali, kemudian
dihomogenkan. Kemudian dimasukan ke
dalam 2 cawan petri, yang masing-masing terlebih dahulu dipatron. Dimasukan paper disk
yang sebelumnya telah direndam dalam obat antibiotik
Cotrimoksazol, Tetrasiklin, Clindamicin, Eritromisin,
Azitromisin ke dalam cawan petri. Diinkubasi selama
1x24 jam pada 37°C
dan diamati zona hambat yang terbentuk
dalam cawan petri.
Analisis Hasil
Pada percobaan ini
parameter yang dianalisis yaitu dilakukan pengujian
sensitivitas terhadap obat antibiotic Cotrimoksazol, Tetrasiklin, Clindamicin, Eritromisin, Azitromisin dalam menghambat pertumbuhan Vaginosis
bakcterial berdasarkan pembentukan zona hambatan
pada medium Nutrien Agar.
HASIL PRAKTIKUM
Gambar
1. Hasil analisis sensitivitas antibiotic pada obat Azitromisin dan Clindamisin terhadap specimen Vaginosis bakcterial pada
medium NA
Nyangkut
Gambar
2. Hasil analisis sensitivitas antibiotic pada obat Tetrasiklin, Eritromisin dan
Cotrimoksazol terhadap specimen Vaginosis
bakcterial pada medium NA
Kel.
|
Antibiotik
|
Diameter Zona
Hambatan
|
|||
I
|
II
|
III
|
Rata-rata (mm)
|
||
1
|
Cetrizine
|
10
|
11
|
9
|
10
|
Ofloksasin
|
18
|
17
|
17
|
17.33
|
|
Ciprofloksasin
|
18
|
18
|
17
|
17.67
|
|
|
Cefixime
|
10
|
19
|
11
|
10
|
2
|
Ampicilin
|
15
|
17
|
17
|
16.33
|
Clindamisin
|
13
|
13
|
13
|
13
|
|
Eritromisin
|
17
|
16
|
16
|
16.33
|
|
Ciprofloksasin
|
17
|
18
|
18
|
17.66
|
|
Cefadroxil
|
14
|
14
|
13
|
13.66
|
|
3
|
Ampicilin
|
9
|
8
|
7
|
8
|
Cotrimoksazol
|
8
|
7
|
8
|
7.6
|
|
Ofloksasin
|
14
|
12
|
13
|
13
|
|
Azitromisin
|
10
|
9
|
9
|
9.3
|
|
Clindamisin
|
11
|
11
|
12
|
11.3
|
|
Ciprofloksasin
|
19
|
19
|
17
|
18.3
|
|
4
|
Cotrimoksazol
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Tetrasiklin
|
15
|
15
|
15
|
15
|
|
Clindamisin
|
20
|
16
|
17
|
17.66
|
|
Eritromisin
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Azitromisin
|
-
|
-
|
-
|
-
|
PEMBAHASAN
Antibiotik ialah suatu bahan atau senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme agar dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan dari
mikroorganisme lainnya. Sensitivitas
adalah suatu kemampuan bahan obat
yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba. Sedangkan intermediet merupakan suatu keadaan dimana
terjadi pergeseran dari keadaan sensitif
ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Kemudian keadaan resistensi adalah ketahanan dai mikroorganisme dari suatu anttibiotik.
Uji sensitivitas antibiotik terhadap
berbagai macam mikroba tujuan dilakukannya adalah untuk mengetahui apakah
suatu antibiotik dapat membunuh beberapa jenis mikroba atau berspektrum luas
ataukah hanya dapat membunuh
satu jenis mikroba saja yang disebut berspektrum sempit.
Dinamisasi pembentukan zona selama inkubasi, antibiotik akan berdifusi dan
mikroorgansime akan menjauhi sesuai dengan potensi antibiotiknya dan tepi zona
akan terbentuk oleh konsentrasi minimal antibiotiknya yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang disebut Critical Concentration.
Pada
praktikum analisis sensitivitas antibiotik digunakan metode difusi agar dengan membandingkan
diameter zona hambatan dari antibiotik tersebut dalam
menghambat pertumbuhan Vaginosis bakcterial.
Adapun Tujuan
dilakukan
praktikum
ini untuk melihat
sensitivitas dari antibiotik Azitromisin, Clindamicin, Eritromisin, Tetrasiklin, dan Cotrimoksazol terhadap mikroba Vaginosis bakcterial penyebab infeksi
vagina.
Azitromisin
adalah antibiotik yang
memiliki mekanisme kerja yang sama dengan Eritromisin yaitu menghambat sintesis
protein dengan menghambat langkah translokasi. Clindamisin adalah antimikroba yang terutama digunakan
pada pengobatab infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerobik dan juga aktif secara signifikan
melawan kokus gram-positif.
Eritromisin
adalah obat yang efektif melawan organism yang juga dilawan oleh penisilin G,
sehingga eritromisin digunakan pada pasien yang alergi pada Penisillin G. Tetrasiklin adalah antibiotik penghambat sintesis protein yang
berspektrum luas dan efektif melawan bakteri gram positif dan gram negative
serta organism selain bakteri. Dan
Cotrimoksazol
adalah antibiotic penghambat sintesis asam folat. Dimana antibiotic ini
merupakan kombinasi dari Trimetoprim dengan sulfametoksazol, yang menunjukkan
aktivitas antibiotic yang lebih besar daripada obat lainnya.
Berdasarkan pengamatan
hasil analisis dari praktikum sensitivitas antibiotik ini diperoleh hasil,pada antibiotic Cotrimoksazol, Eritromisin, dan Azitromisin tidak menghasilkan zona
hambatan, sedangkan rata-rata zona hambatan dari antibiotic Tetrasiklin dan
Clindamicin, berturut-turut adalah 15 mm dan 17,66. Dari hasil yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa antibiotic
Tetrasiklin dan Clindamisin
memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi/baik dalam menghambat
pertumbuhan Vaginosis bakcterial.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa antibiotic Tetrasiklin dan Clindamisin memiliki tingkat sensitivitas yang lebih
tinggi/baik dalam menghambat pertumbuhan Vaginosis
bakcterial.
SARAN
Sebaiknya praktikan harus lebih hati-hati dan teliti baik pada saat praktikum maupun pada pengamatan agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganiswarna,
S.G., 2010, Farmakologi dan TerapiEdisi IV, Universitas
Indonesia, Jakarta.
2. Fardiaz,
S., 2006,Mikrobiologi
Pangan I,
PT. Gramedia, Jakarta.
3. Jawelz,
M. A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology) Edisi 20,
EGC, Jakarta.
4. Mycek,
J.M., dkk.,2010, Farmakologi Ulasan BergambarEdisi II,
Widya Medika, Jakarta.
5. Suriaman,
E., 2008. Uji Kualitas Air.
[diakses 17 April 2010] .
Baca Juga
- Laporan
Penanganan Hewan Percobaan Lengkap Docx
- Laporan
Penentuan Spektrum Kerja Antibiotik Lengkap Docx
- Laporan
Penentuan Ukuran Partikel Farmasi Fisika Lengkap Docx
- Laporan
Penetapan Kadar Air Dan Kadar Abu Lengkap Docx
Analisis Antibiotik Mikrobiologi
Sekian laporan dari saya semoga dapat bermanfaat menambah pengetahuan pada Laporan Analisis Antibiotik Mikrobiologi Lengkap.
0 Response to "Laporan Analisis Antibiotik Mikrobiologi Lengkap"
Post a Comment