Laporan Kimia Organik Aldehid dan Keton
Laporan Kimia Organik Aldehid dan Keton, Asalamu'alaikum, kali ini saya akan membagikan sebuah artikel mengenai mata kuliah kimia organik, jika ada reaksi yang tidak tampil silahkan kalian komentar di bawah nanti saya akan kirimkan file aslinya.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aldehid
dan keton merupakan dua dari sekian
banyak kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Gugus karbonil
adalah gugus yang sangat menentukan sifat kimia dari aldehid dan keton. Oleh
karena itu tidaklah mengherankan jika kebanyakan sifat-sifat dari
senyawa-senyawa ini adalah mirip satu sama lain. Aldehid dan keton merupakan
dua senyawa yang sangat penting, dan lazim terdapat dalam sistem makhluk hidup. Gula ribosa dan
hormon betina progesteron merupakan dua contoh aldehid dan keton yang penting
secara biologis. Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas yang
membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum.
Misalnya, trans sinamaldehid adalah komponen utama minyak kayumanis dan enantiomer-enantiomer
karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen. Keton testosteron dan
estron banyak dikenal sebagai hormon yang menimbulkan cairan seksual.
Aldehid mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen
yang melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen,
alkil atau aril. Sedangkan keton mengandung dua gugus alkil atau aril yang
terikat pada atom karbon karbonil.
Dalam
bidang farmasi pembahasan tentang aldehid dan keton sangatlah penting untuk
dipelajari. Hal ini berhubungan dengan bagaimana nantinya senyawa obat dapat
bereaksi dengan aldehid dan keton. Misalnya formaldehid sering dibuat dalam
larutan 37 % yang dinamakan formalin dimana larutan ini berguna sebagai
desinfektan dan pengawet.
Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang
cukup besar dalam kehidupan. Salah stu contohnya yaitu metanal yang merupakan
contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama
formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang
dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang pailing banyak
dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh
karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton
dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.
1.2
Maksud Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami perbedaan aldehid dan keton
berdasarkan reaksi kimia.
1.3
Tujuan Praktikum
1. Menentukan kelarutan aldehid dan keton didalam air.
2. Menentuka reaksi antara aldehid dan keton dengan KMnO4.
3. Untuk membedakan aldehid dan keton menggunakan pereaksi
Tollens dan pereaksi Fehling.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Teori Umum
Aldehid dan keton
merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C = O).
Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis dibawah ini dengan R
adalah alkil atau aril.
O
O
║
║
R-C-H
R-C-R
aldehid keton
Aldehid keton berubah dua dari sekian banyak
kelompok senyawaan organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton
mempunyai dua gugus alkil (aril) yang
terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehida mempunyai satu gugus
alkil(aril) dan satu hidrogen yang terikat pada karbon karbonil itu (A. Hadyana
Pudjaatmaka, 1982).
Sifat-sifat unik gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika aldehida dan keton.
Karena senyawaan ini polar, dan karena itu melakukan tarik-menarik dipol-dipol
antarmolekul, aldehida dan keton mendidih pada temperatur yang lebih tinggi dari pada
senyawaan nonpolar yang bobot molekulnya bersamaan. Secara terbatas aldehid dan
keton dapat mensolvasi ion (A.
Hadyana Pudjaatmaka, 1982).
Aldehid dan keton suatu senyawa yang tersusun
dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari
oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primair, sedangkan keton dari alkohol
sekunder (Ismail Besari, 1982)
Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil) yang sama,
maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya berlainan (Ismail Besari, 1982).
Jika kedua gugus yang menempel pada gugus
karbonil adalah gugus-gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika
salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut termasuk
golongan aldehid (Suminar
Achmadi, 1989).
Formaldehida, suatu gas tidak berwarna, mudah
larut dalam air. Larutan 40 % dalam air dinamakan formalin, yang digunakan
dalam pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang disebut paraformaldehida,
digunakan sabagai antiseptik dan insektisisda. Aldehida adalah bahan baku
penting dalam pembuatan asam asetat, anhidrida asetat dan esternya, yaitu etil
asetat (Suminar Achmadi, 1989).
Aseton adalah keton yang paling penting. Ia
merupakan cairan volatil (titik didih 56o C) dan mudah terbakar.
Aseton adalah pelarut yang baik untuk macam-macam senyawa organik, banyak
digunakan sebagai pelarut pernis, lak dan plastik. Tidak seperti kebanyakan
pelarut organik lain, aseton bercampur dengan air dalam segala
perbandingan. Sifat ini digabungkan
dengan volatilitasnya, membuat aseton sering digunakan sebagai pengering
alat-alat laboratorium. Alat-alat gelas laboratorium yang masih basah dibilas
dengan aseton, dan lapisan aseton yang menempel kemudian menguap dengan mudah.
Salah satu metode pembuatan aseton adalah melalui dehidrogenasi isopropil
alkohol dengan bantuan katalis tembaga (Suminar
Achmadi, 1989).
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton
pada sifat dan struktur yang mempengaruhinya:
a. Aldehid
sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton mengalami kesukaran dalam
beroksidasi.
b. Aldehid
biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suau reagen yang sama. Hal ini
disebabkan karena atom karbonil dari aldehid kurang dilindungi dibandingkan
dengan keton, begitu pula aldehid lebih mudah dioksidasi dari keton.
c. Aldehid
kalau teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom yang
sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan pada keton sering mengalami
pemutusan ikatan yang menghasilkan 2 ikatan asamkarboksilat dengan jumlah atom
karbon dari keton mula-mula (akibat putusnya ikatan karbon), keton siklik
menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon yang sama banyak. (Fessenden,
1992)
Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton
melalui oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa tersebut.
(Fessenden, 1992)
Uji Tollens merupakan salah satu uji yang
digunakan untuk membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang
termasuk senyawa keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk membedakan
senyawa aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji Fehling. Aldehid lebih
mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan
jumlah atom karbon yang sama ( Hart, 1990).
Reaksi-reaksi aldehid dan keton (Ir. Respati, 1986)
a. Oksidasi
Dipergunakan
untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan
keton tahan terhadap oksidator. Aldeid dapat dioksidasi dengan oksidator yang
sangat lemah misalnya larutan Ag-amoniakal (reaksi cermin perak) dan dengan
reagen fehling.
b. Reduksi
1) Reduksi
menjadi alohol
2) Reduksi
menjadi hidrokarbon
3) Reduksi
pinakol
c. Addisi
senyawa grignard
Aldehid
membentuk alkohol sekunder, sedangkan keton menghasilkan alkohol tersier.
d. Addisi
sianida pembentukan sianohidrin
Senyawa
ini berguna pembuatan asam alfa hidroksi.
e. Addisi
NaHSO3
Aldehid
keton yang sederhana, dapat mengaddisi NaHSO3 menghasilkan senyawa
yang berbentuk Kristal.
2.2 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)
A. Kelarutan dalam air
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2)
dengan 0,5 ml aseton.
3. Perhatikan warna dan baunya.
4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes)
5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)
B. Dengan KMnO4 0,1 N
1. Ambil larutan A d iatas
2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
3. Perhatikan warna KMnO4 tersebut
4. Catat pengamatan saudara
C. Dengan AgNO3
0,1 N dan NH4OH 0,5 N
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 N
3. Tambahkan setetes
demi setetes NH4OH 0,5 N
sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH
berlebih = pereaksi Tollens)
4. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 ml aseton.
5. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara
D. Dengan Fehling A dan B
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing–masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml lsrutan Fehling B
3. Ke
dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 ml aseton, kocok
4. Panaskan beberapa menit di atas penangas
air
5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan
catat pengamatan saudara
BAB 3 KAJIAN PRAKTIKUM
3.1 Alat yang digunakan
Pada praktikum ini alat-alat yang digunakan
yaitu tabung reaksi, rak tabung, pipit skala, pipet tetes, botol semprot, gegep
kayu, dan lampu spiritus.
3.2
Bahan yang digunakan
Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu
aldehid (formaldehid), keton (aseton),aquades, KMnO4 0,1 N, AgNO3
0,1 N, NH4OH 0,5 N, pereaksi fehling A dan B.
3.3 Cara Kerja
Pada percobaan pertama yaitu penentuan
kelarutan aldehid dan keton dalam air, langkah pertama yang dilakukan adalah
disiapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah, lalu pada tabung (1) diisi dengan
formaldehid 0,5 ml dan tabung (2) diisi dengan aseton 0,5 ml, kemudian
diperhatikan warna dan baunya, selanjutnya ditambahkan setetes demi setetes air
dan kocok , kemudian catat perubahan yang terjadi.
Pada percobaan kedua yaitu reaksi antara
aldehid dan keton dengan KMnO4, langkah pertama yang dilakukan yaitu ambil
larutan yang telah dibuat pada percobaan pertama tadi,kemudian tiap-tiap tabung
ditambahkan 1-2 tetea KMnO4 0,1 N, lalu diperhatikan warna KMnO4 tersebut dan
dicatat hasilnya.
Selanjutnya percobaan ketiga yaitu reaksi
antara aldehid dan keton dengan NH4OH, langkah pertama yang dilakukan adalah
disiapkan 2 buah tabung reaksi, yang kemudian masing-masing tabung diisi dengan
1 ml AgNO3 0,1 N, lalu ditambahlan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai
endapan yang terbentuk larut kembali, kemudian pada tabung (1) ditambahkan 0,5
ml formaldehid dan pada tabung (2) ditambahkan 0,5 ml aseton, lalu dipanaskan
beberapa menit kemudian diperhatikan di catat perubahan yang terjadi.
Pada percobaan terakhir yaitu reaksi antara
aldehid dan keton dengan pereaksi fehling, langkah pertama yang dilakukan yaitu
disiapkan 2 buah tabung reaksi, kemudian masing-masing tabung diisi dengan 1 ml
larutan fehling A dan fehling B, lalu ke dalam tabung (1) ditambahkan 0,5 ml
formaldehid dan tabung (2) 0,5 ml aseton lau dikocok, kemudian panaskan
beberapa menit lalu diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat.
BAB 4 KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
A. Kelarutan
dalam air
Zat
|
Warna
|
Bau
|
Kelarutan dalam air
|
Formaldehid
|
Bening
|
Air kelapa muda
|
Larut
|
Aseton
|
Bening
|
Balon tiup
|
Larut
|
B. Dengan KMnO4 0,1 N
Zat
|
Perubahan warna KMnO4
|
Formaldehid
|
Endapan coklat, tidak
larut
|
Aseton
|
Ungu, larut
|
C. Dengan AgNO3
0,1 N dan NH4OH 0,5 N
Zat
|
Pereaksi Tollens
|
|
Formaldehid
|
Cermin perak
|
|
Aseton
|
Tidak ada perubahan
|
|
D. Dengan Fehling A dan B
Zat
|
Pereaksi Fehling
|
|
Formaldehid
|
Endapan merah bata
|
|
Aseton
|
Tidak ada perubahan
(biru tua tetap)
|
|
4.1.2 Reaksi
4.2 Pembahasan
Aldehid dan keton adalah senyawa organik yang
mengandung salah satu dari gugus-gugus penting dalam kimia organik,yaitu gugus
karbonil C=O. Perbedaan gugus karbonil antara aldehid dan keton,menimbulkan
adanya dua sifat kimia yang menonjol perbedaanya dari kedua senyawa tersebut
yaitu:
a. Aldehid
cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit.
b. Aldehid
lebih reaktif daripada keton terhadap adisi nukleofilik,yang mana reaksi ini
karakteristik terhadap gugus karbonal.
Suatu keton dengan dua gugus alkil lebih stabil
daripada aldehid yang memiliki satu gugus alkil.Salah satu cara sederhana untuk
membedakannya adalah melalui reaksi oksidasi reduksi.Hampir semua reagensia apa
saja yang mengoksidasi suatu alkohol dapat juga mengoksidasi alehid.
Pada percobaan ini untuk formaldehid digunakan
aldehid, sedangkan pada aseton digunakan keton. Pereaksi yang digunakan untuk
yaitu KMnO4, pereaksi tollens dan fehling A dan B, digunakan
pereaksi ini untuk membedakan antara aldehid dan keton.
A. Uji
kelarutan dalam air
Pada uji kelarutan dalam air, diisi tabung (1)
dengan formaldehid dan pada tabung (2) dengan aseton kemudian ditambah 10 tetes
air. Setelah itu diamati, keduanya mudah larut dalam air dan memiiki bau yang
khas. Dilakukan percobaan ini untuk melihat sifat fisik keduanya.
B. Uji
dengan KMnO4
Uji dengan pereaksi kalium permanganat yaitu
dengan menggunakan larutan pertama, tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1
N, kemudian diperhatikan warna KMnO4 tersebut dan catat hasil
pengamatan. Larutan pada formaldehid dan aseton adalah berwarna putih. Setelah
dipanaskan larutan pada tabung (1) yang berisi formaldehid yang ditambahkan
KMnO4, larutannya berubah membentuk endapan coklat, sedangkan pada
tabung (2) yang berisi aseton dan KMnO4 membentuk endapan berwarna
ungu. Hal ini menunjukkan bahwa aldehid lebih reaktif dari pada keton. Aldehid
teroksidasi terbentuk endapan coklat sedangkan pada aseton teroksidasi tetapi
dengan cara yang tidak sempurna.
C. Uji
dengan pereaksi Tollens
Uji dengan pereaksi tollens yaitu diisi 2 buah
tabung reaksi, yang diisi dengan masing-masing 1 ml AgNO3. Setelah
itu, tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang
terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi tollens). Pada
tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid, setelah dipanaskan dalam penangas air
terbentuk endapan cermin perak karena aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens
sehingga membebaskan unsur perak (Ag) sehingga terbentuk cermin perak pada
dinding tabung sedangkan pada aseton tabung (2) tidak terjadi perubahan karena
telah diketahui bahwa aseton sulit teroksidasi dengan ion-ion perak dari perak
nitrat dan ammonium pengoksidasi, dan mampu mereduksi dari Ag3+
menjadi Ag+. Fungsi dari penambahan amoniumhidroksida sendiri adalah
sebagai mediumpembentuk basa dab jugas ebagai donor proton atom oksigen untuk
pembentukan senyawa karboksilat
D. Uji
dengan pereaksi Fehling A dan B
Pada percobaan ini digunakan fehling A dan
fehling B, formaldehid yang ditetesi dengan fehling A warn biru muda ditambah
fehling B warnanya menjadi biru tua dan setelah dipanaskan terbentuk endapan
berwrna merah bata, hal ini dikarenakan aldehid mampumereduksi Cu2+
menjadi Cu+ sehingga terbentuk endapan merah bata. Sedangkan pada
aseton yang ditambahkan pereaksi fehling setelah dipanaskan tidak terjadi
perubahan warna (tetap berwarna biru tua). Hal ini disebabkan karena aseton dengan dua gugus alkil lebih stabil
dibandingkan formaldehid yang tidak memiliki ggus alkil. Aseton tidak bereaksi
dengan pereaksi fehling karena gugus karbonil distabilkan oleh alkil didekatnya
yang sifatnya menolak elektron. Menurut teori pereaksi fehling adalah zat
pengoksidasi lemah, hanya aldehid yang dapat bereaksi dengan pereaksi fehling
sehingga untuk membedakan antara aldehid dan keton digunakan pereaksi tollens
dan pereaksi fehling yaitu fehling A dan B.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dalam percobaan
ini,dapat disimpulkan bahwa:
1. Formaldehid
dan aseton memiliki kelarutan yang baik dalam air
2. Aldehid
(formaldehid) teroksidasi oleh pereaksi KmnO4 dalam bentuk endapan,
pereaksi tollens dalam bentuk cermin perak dan pereaksi fehling membentuk
endapan merah bata.
3. Keton
(aseton) tidak teroksidasi dengan pereaksi KmnO4, peraksi tollens
dan pereaksi fehling.
5.2 Saran
Sebaiknya alat dan bahan disiapkan sebelum
praktikum agar tidak menghabiskan banyak waktu di dalam laborotorium.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi,
Suminar. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern Edisi keempat_Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Besari,
Ismail. 1982. Kimia Organik untuk
Universitas. Bandung : Armico.
Fessenden & Fessenden.1992. Kimia
Organik Edisi III. Erlangga : Jakarta.
Pudjaatmaka,
Handayana. 1982. Kimia Organik Edisi
Kedua. Jakarta : Erlangga.
Respati.
1986. Pengantar Kimia organic Jilid 1.
Jakarta : Aksara Baru
Sekian Laporan kimia organik aldehid dan keton semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, mohon maaf bila ada kesalahan pada laporan kimia organik aldehid dan keton, terimaksih telah berkunjung.
Sekian Laporan kimia organik aldehid dan keton semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, mohon maaf bila ada kesalahan pada laporan kimia organik aldehid dan keton, terimaksih telah berkunjung.
0 Response to "Laporan Kimia Organik Aldehid dan Keton"
Post a Comment