Laporan Praktikum Sediaan Larutan
Laporan Praktikum Farmasetika Sediaan Larutan
I. Data Preformulasi Zat Aktif
a. Dekstrometorphan (Farmakope Indonesia IV hal 298)
· Warna : putih sampai agak kuning
· Rasa : pahit
· Bau : tidak berbau
· Pemeriaan : serbuk hablur, hampir putih sampai agak kuning,
tidak berbau
· Polimorfisme : -
· Ukuran partikel : -
· Kelarutan : praktis tidak larut dalam air
· Titik lebur : 109,50 dan 112,50
· pKa / pKb : -
· Bobot jenis : 271,4
· pH larutan : 5,2 dan 6,5
· Stabilitas : mudah terurai dengan adanya udara dari luar, pada
suhu 400C mudah terdegradasi
· Inkompatibilitas : Obat-obat inhibitor MAO, Obat-obat psikotropika,
depresan, SSP, Obat-oabat inhibitor selektif
b. Paracetamol (Farmakope Indonesia III hal 37)
· Warna : putih
· Rasa : sedikit pahit
· Bau : tidak berbau
· Pemeriaan : serbuk hablur, putih,tidak berbau, rasa sedikit pahit
· Polimorfisme : -
· Ukuran partikel : -
· Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida.
· Titik lebur : antara 1680 dan 1720
· pKa / pKb : pKa 9,5 pada 25°C
· Bobot jenis : 271,4
· pH larutan : 5,2 dan 6,5
· Stabilitas : Peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi
obat
· Inkompatibilitas : Tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki
ikatan hidrogen dan beberapa antasida.
II. Data Preformulasi Zat Tambahan
a. Sirupus simplex (Farmakope Indonesia III hal 567)
· Warna : tidak berwarna
· Rasa : manis
· Bau : tidak berbau
· Pemeriaan : cairan jernih, tidak berwarna
· Polimorfisme : -
· Ukuran partikel : -
· Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih,
sukar larut dalam eter
· Titik lebur : 1800
· pKa / pKb : -
· Bobot jenis : 1,587 gram/mol
· pH larutan : -
· Stabilitas : ditempat sejuk
· Inkompatibilitas : -
· Kegunaan : sebagai pemanis
b. Metil Paraben (Farmakope Indonesia IV hal 551 , Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 390)
· Warna : tidak berwarna
· Rasa : tidak berasa
· Bau : tidak berbau atau berbau khas lemah
· Pemeriaan : hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,
putih, mempunyai sedikit rasa terbakar
· Polimorfisme : -
· Ukuran partikel : -
· Kelarutan : sukar larut dalam air, sukar larut dalam benzena,
sukar larut dalam tetraklorida, mudah larut dalam etanol, dan eter.
· Titik lebur : 1250 dan 1280
· pKa / pKb : pKa = 8,4 pada 220°C
· Bobot jenis : -
· pH larutan : 3 – 6
· Stabilitas : Mudah terurai oleh cahaya
· Inkompatibilitas : dengan senyawa bentonite, magnesium trisiklat,
talk, tragakan, sorbitol, atropin.
· Kegunaan : sebagai pengawet
c. Propil Paraben (Farmakope Indonesia IV hal 527 , Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 526 )
· Warna : tidak berwarna
· Rasa : tidak berasa
· Bau : tidak berbau
· Pemeriaan : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
· Polimorfisme : -
· Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol dan eter, sukar larut dalam air mendidih.
· Titik lebur : antara 950 dan 980
· pKa / pKb : pKa 8,4 pada 22°C
· Bobot jenis : 180,21 g/mol
· pH larutan : 4-8
· Stabilitas : Kelarutan dalam air pada pH 3-6 bisa disterilkan
dengan autoclaving tanpa mengalami penguraian, pada pH 3-6 kelarutan dalam air stabil (penguraian kecil dari 10%)
· Inkompatibilitas : dengan senyawa magnesium trisiklat, magesium
silikat.
· Kegunaan : sebagai pengawet
d. Sorbitol (Farmakope Indonesia IV hal 756 , Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 596 )
· Warna : putih
· Rasa : manis
· Bau : tidak berbau
· Pemeriaan : serbuk, granul atau lempengan, higroskopis, warna
putih, rasa manis.
· Polimorfisme : -
· Ukuran partikel : -
· Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol, metanol dan asam asetat.
· Titik lebur : 1740 – 1790
· pKa / pKb : -
· Bobot jenis : 180,21 g/mol
· pH larutan : 4,5-7
· Stabilitas : Bersifat higroskopis
· Inkompatibilitas : -
· Kegunaan : Anti Caplocking
e. Sukrosa (Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi 5 hal 744-747)
· Warna : tidak berwarna
· Rasa : manis
· Bau : tidak berbau
· Pemeriaan : kristal, tidak berwarna atau serbuk kristal putih,
tidak berbau dan rasa manis.
· Polimorfisme : -
· Ukuran partikel : -
· Kelarutan : air (1:0,5), air 100°C (1:0,2), etanol 95% (1:170)
· Titik lebur : 0 dan 1790
· pKa / pKb : -
· Bobot jenis : -
· pH larutan : -
· Stabilitas : stabil pada suhu ruang dengan kelembaban relatif
sedang, dapat mengabsorpsi hingga 1% lembab yang dilepaskan pada pemanasan 900C. Larutan sukrosa dapat menjadi tempa tpertumbuhan bagi mikroorganisme namun pada konsentrasi di atas 60%b/b dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dapat terbentuk gula invert pada suhu 110-1450C. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat dingin dan kering.
· Inkompatibilitas : serbuk sukrosa dapat terkontaminasi oleh
sesepora logam berat yang cenderung tidak tercampurkan dengan bahan aktif, misal asam askorbat. Sukrosa tidak tercampurkan dengan aluminium. Dapatmembentuk gula invert bila dicampurkan dengan asam pekat/encer.
· Kegunaan : Pemanis
f. Etanol (Farmakope Indonesia edisi IV. 1995. Hal : 63)
· Warna : tidak berwarna
· Rasa : panas
· Bau : khas
· Pemerian : cairan jernih
· Polimorfisme : mudah menguap
· Ukuran partikel :
· Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, kloroform, dan eter
· Titik didih : 78°C
· pKa / pKb : -
· Bobot jenis : 0,815gr-0,813gr
· pH larutan :
· Stabilitas : mudah menguap, terbakar, mudah rusak adanya
cahaya
· Inkompatibilitas : -
· Kegunaan : sebagai pelarut campur
III. Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Alat dan bahan :
Alat
|
Bahan
| ||
Neraca analitik
Gelas ukur
Gelas kimia
Buret
Erlenmeyer
|
Kertas perkamen
Kertas saring
Mortir dan stamper
Botol kaca coklat
|
Dekstrometorphan
Parasetamol
Sukrosa
Metil paraben
|
Propil paraben
Sorbitol
Etanol
Aquadest
|
Formula
|
Mikroorganisme
|
Kristalisasi
|
Organoleptis
| |||
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
| |
Sirupus simpleks 25%
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Manis, tidak berbau,tidak berwarna
|
Manis, tidak berbau, tidak berwarna
|
Formula
|
Mikroorganisme
|
Kristalisasi
|
Organoleptis
| |||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
| |
Sirupus simpleks 75%
|
-
|
-
|
Ada
|
Ada
|
-
|
-
|
Ada
|
Ada
|
Rasa manis
|
Rasa manis
|
Rasa manis
|
Rasa manis
|
Formulasi
|
Mikroorganisme
|
Kristalisasi
|
Organoleptis
| |||
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
| |
S. Simp. 25% + Metil dan Propil paraben
|
-
|
-
|
-
|
Ada
|
Jernih, bau khas, tidak larut sempurna
|
Jernih, bau khas, tidak larut sempurna
|
Formulasi
|
Mikroorganisme
|
Kristalisasi
|
Organoleptis
| |||
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
| |
S. Simp. 25% + Metil paraben
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Manis,tidak berbau, jernih
|
Manis,tidak berbau, jernih
|
Formulasi
|
Mikroorganisme
|
Kristalisasi
|
Organoleptis
| |||
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
| |
S. Simpleks 25% + Sorbitol
|
Ada
|
Ada
|
-
|
-
|
Manis
|
Manis
|
Formula
|
Organoleptis
|
pH
|
Kejernihan
|
Viskositas
|
Volume Terpindahkan
| |||||
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
| |
1
|
Bening, bau etanol
|
Bening, bau etanol
|
6
|
6
|
Jernih
|
Jernih
|
-
|
-
|
93 ml
|
92 ml
|
2
|
Agak keruh,bau etanol lemah
|
Agak keruh,bau etanol lemah
|
7
|
6
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
-
|
-
|
94 ml
|
92 ml
|
IV. Perhitungan dan Penimbangan
1. Perhitungan
· Dekstrametorphan =
· Sirupus simpleks 65% =
· Sirupus simpleks 25% =
· Sirupus simpleks 75% =
· Metil paraben 0.18% =
· Metil paraben 0.2% =
· Propil paraben 0.02% =
· Sorbitol 15% =
2. Penimbangan
· Dekstrametorphan = 300 mg
· Paracetamol = 2.4 gr
· Sirupus simpleks / sukrosa = 130 gr
· Metil paraben (0.18% + 0.2%) = 380 mg
· Propil paraben = 20 mg
· Sorbitol = 15 ml
· Aquadest ad 200 ml
V. Prosedur
1. Sediaan Larutan (Sirup)
a. Sirupus simpleks 65% (larutan induk)
Sukrosa ditimbang sebanyak 130 gram, kemudian dilarutkan dalam 70 gram air panas sambil diaduk sampai larut sempurna. Setelah larut sempurna, larutan disaring dengan menggunakan kertas saring untuk menghilangkan kotoran dan tambahkan aquades sampai 200 ml.
b. Sirupus simpleks 25%
Air dipanaskan dalam penangas air sampai mendidih, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup. Dekstrometorphan yang telah ditimbang digerus dalam mortir hingga halus. Kemudian diambil larutan sirupus simplex dari larutan induk sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam mortir, dan digerus bersama dekstrometorphan hingga homogen. Setelah homogen, larutan dimasukkan ke dalam botol yang telah dikalibrasi 100 ml. Aquadest ditambahkan hingga batas kalibrasi (100 ml).
c. Sirupus simpleks 75%
Air dipanaskan dalam penangas air sampai mendidih, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup. Dekstrometorphan yang telah ditimbang digerus dalam mortir hingga halus. Kemudian diambil larutan sirupus simplex dari larutan induk sebanyak 75 ml dan dimasukkan ke dalam mortir, dan digerus bersama dekstrometorphan hingga homogen. Setelah homogen, larutan dimasukkan ke dalam botol yang telah dikalibrasi 100 ml. Aquadest ditambahkan hingga batas kalibrasi (100 ml).
d. Sirupus simpleks 25% + Metil paraben & Propil paraben (0.18% : 0.02%)
Air dipanaskan dalam penangas air sampai mendidih, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup. Dekstrometorphan yang telah ditimbang digerus dalam mortir hingga halus. Kemudian diambil larutan sirupus simplex dari larutan induk sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam mortir, dan digerus bersama dekstrometorphan hingga homogen. Metil paraben dan Propil paraben dilarutkan dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam mortar dan diaduk sampai larutan homogen. Setelah homogen, larutan dimasukkan ke dalam botol yang telah dikalibrasi 100 ml. Aquadest ditambahkan hingga batas kalibrasi (100 ml).
e. Sirupus simpleks 25% + Metil paraben 0.2%
Air dipanaskan dalam penangas air sampai mendidih, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup. Dekstrometorphan yang telah ditimbang digerus dalam mortir hingga halus. Kemudian diambil larutan sirupus simplex dari larutan induk sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam mortir, dan digerus bersama dekstrometorphan hingga homogen. Metil paraben dilarutkan dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam mortar dan diaduk sampai larutan homogen. Setelah homogen, larutan dimasukkan ke dalam botol yang telah dikalibrasi 100 ml. Aquadest ditambahkan hingga batas kalibrasi (100 ml).
f. Sirupus simpleks 25% + Sorbitol
Air dipanaskan dalam penangas air sampai mendidih, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup. Dekstrometorphan yang telah ditimbang digerus dalam mortir hingga halus. Kemudian diambil larutan sirupus simplex dari larutan induk sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam mortir, serta tambahkan sorbitol dan digerus bersama dekstrometorphan hingga homogen. Kemudian dimasukkan ke dalam mortar dan diaduk sampai larutan homogen. Setelah homogen, larutan dimasukkan ke dalam botol yang telah dikalibrasi 100 ml. Aquadest ditambahkan hingga batas kalibrasi (100 ml).
2. Sediaan Larutan (Eliksir)
a. Penentuaan konstanta dielekrik Paracetamol
Paracetamol sebanyak 240 mg dilarutkan di dalam 10 ml aquadest dan diaduk sampai homogen, kemudian dititrasi dengan etanol sampai paracetamol larut sempurna.
b. Pembuatan eliksir
· Paracetamol dilarutkan dalam etanol sambil diaduk sampai larut sempurna kemudian ditambahkan air dan masukkan ke dalam botol.
· Etanol dicampurkan dengan air sambil diaduk sampai merata, kemudian paracetamol dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran tersebut dan masukkan ke dalam botol.
VI. Hasil Pengamatan
a. Data pengamatan kelompok 1
Tabel 4.1 Data pengamatan sirup :
b. Data pengatan kelompok 2
Tabel 4.2 Data pengamatan sirup :
c. Data pengamatan kelompok 3
Tabel 4.3 Data pengamatan sirup :
d. Data pengamatan kelompok 4
Tabel 4.4 Data pengamatan sirup :
e. Data pengamatan kelompok 5
Tabel 4.5 Data pengamatan sirup :
f. Data pengamatan kelompok 6 dan 7
Tabel 4.6 Tabel pengamatan Eliksir 1 dan 2 :
g. Perhitungan Berat Jenis
· Pernitungan BJ kelompok 6
§ Hari ke -1
ð Bj = 0, 941
§ Hari ke -2
ð Bj = = = 0,3811
· Perhitungan BJ kelompok 7
§ Hari ke -1
ð Bj = = = 0,9836
§ Hari ke -2
ð Bj = = = 0,9956
VII. Pembahasan
Laruatan adalah sediaan cair yanag mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut (terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur). Selain itu pelarut juga didefenisikan sebagai campuran dua atau lebih komponen yang membentuk fasa tunggal homogen dalam skala molekular.
- Larutan terdiri dari :
a. Zat aktif
b. Bahan pembantu, dibagi menjadi :
o Pelarut
o Pengawet
o Antioksidan
o Dapar
o Pemanis
o Pewarna
o Floveouring agent
Pada percobaan larutan ini, kami membuat sediaan sirup dengan formula : Dekstrametorphan (zat aktif), Sirupus simpleks 25% dan ditambah dengan pengawet Metil paraben dan Propil paraben dengan perbandingan 0.18% : 0.02%. Sediaan yang dibuat diamati selama 4 hari dengan pengamatan meliputi pertumbuhan mikroorganisme, terjadinya kristal pada botol, dan pengamatan pada organoleptis dari sediaan tersebut.
- · Pertumbuhan mikroba
Pada pengamatan hari yang pertama yaitu pada hari Rabu, didapat hasil seperti pada tabel 4.3, dimana pada hari pertama tidak terlihat adanya tanda-tanda pertumbuhan mikroba pada sediaan, sedangkan pada hari kedua juga tidak ada ditemukan mikroorganisme yang tumbuh di dalam sediaan (sirup) yang dibuat. Tidak adanya pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme pada sediaan mungkin dipengaruhi oleh adanya kombinasi pengawet Metil paraben dan Propil paraben yang tepat. Metil paraben dan Propil paraben ini di dalam sediaan berperan penting dalam keamanan sediaan terhadap mikroorganisme. Kombinasi kedua pengawet ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghambat sintesis protein dari mkroorganisme tersebut.
- · Terjadinya kristal pada botol
Pada pengamatan hari pertama, pada mulut botol sediaan tidak ditemukan adanya pembentukan kristal. Hal ini ditandai dengan tidak adanya kristal-kristal gula pada mulut botol dan tidak adanya bunyi “krek” pada saat tutup botol dibuka. Maka pada hari pertama proses kristalisasi tidak terjadi. Berbeda dengan hari kedua pengamatan, kristal-kristal gula terdapat pada tutup botol dan pada saat tutup botol dari sediaan tersebut dibuka terasa agak keras dan terdengar bunyi “krek”, hal ini dapat dipastikan disebabkan sudah terbentuknya kristalisasi dari gula yang berasal dari pemberian Sirupus simpleks 25%. Pembentukkan kembali kristal gula ini mungkin disebabkan oleh tidak adanya bahan tambahan yang berfungsi sebagai Anti caplocking. Anti caplocking ini berfungsi untuk pencegahan pembentukan kembali kristal-kristal gula dari larutan gula. Contoh dari Anti caplocking adalah sorbitol.
- · Pengamtan organoleptis
Bentuk, rasa, dan bau dari sediaan ini tidak ada perubahan pada hari pertama sampai hari kedua. Bentuk, rasa, dan bau sama seperti awal sediaan dibuat. Hal ini mungkin dipengaruhi karena tidak adanya aktivitas mikroorganisme pada sediaan sehingga tidak merubah bentuk (kejernihan), rasa, dan bau dari sediaan ini.
Adanya butiran-butiran yang tidak terlarut pada sediaan berasal dari Propil paraben yang tidak larut sempurna. Hal ini terjadi karena pada saat pencampuran, Propil paraben tidak dilarutkan terlebih dahulu dengan air ditempat yang terpisah. Seharusnya Metil paraben dan Propil paraben dilarutkan terlebih dahulu sebelum dicampurkan dengan sediaan.
VIII. Usulan Formula
Dari hasil pengamatan untuk sediaan ke 3 (Formula Sirupus simpleks 25% dan + Metil dan Propil Paraben) maka kami mengusulkan formula sediaan yang baik sebagai berikut :
· Dekstrametorphan 300 mg : Zat aktif
· Sirupus simpleks 25% : Pemanis dan pelarut
· Metil & Propil Paraben (0.18% : 0.02%) : Pengawet
· Sorbitol : Anti Caplocking
IX. Daftar Pustaka
Farmakope Indonesia edisi III. 1979.
Farmakope Indonesia edisi IV. 1995.
Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Vol 40. 2004.
Handbook of Pharmaceutical Excipients (HOPE) edisi 5
Formularium Nasional (FORNAS) edisi II. 1978.
Baca Juga :
Baca Juga :
- Laporan Vitamin (KFA) Lengkap Docx
- Identifikasi Kation Golongan 4 Dan 5 Lengkap Docx - New !!
- Laporan Asam Karboksliat Lengkap Docx - New !!
- Laporan Botani Tanaman Obat Di Manoko dengan Gambar Docx
- Laporan Farmakognosi Fitokimia Lengkap Docx
- Laporan Farmakologi Efek Obat Analgetik Lengkap Docx
By Dede Taufiq
0 Response to "Laporan Praktikum Sediaan Larutan"
Post a Comment