LAPORAN PENANGANAN HEWAN PERCOBAAN FSO
I. Tujuan
1. Untuk dapat menangani hewan mencit, tikus, kelinci, marmot dan katak untuk percobaan farmakologi.
2. Untuk mengetahui cara menangani hewan secara manusiawi serta faktor – faktor yang mempengaruhi responnya.
3. Untuk mengetahui sifat – sifat hewan percobaan.
II. Prinsip
Berdasarkan cara penanganan hewan percobaan yang baik dan benar.
III. Teori
Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut obat, dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Karena itu dikatakan farmakologi merupakan seni menimbang ( the art of weighing).Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan hewan coba. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu cara membuat, menformulasi, menyimpan dan menyediakan obat.Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional, dalam rangka keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki. Deklarasi ini berisi tentang segi etik percobaan yang meng-gunakan manusia (1964) antara lain dikatakan perlunya diakukan percobaan pada hewan, sebelum percobaan di bidang biomedis maupun riset lainnya dilakukan atau diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas hewan per-cobaan mempunyai mission di dalam keikutsertaannya menunjang program keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian biomedis.Ditinjau dari segi sistem pengelolaannya atau cara pemeliharaannya, di mana faktor keturunan dan lingkungan berhubungan dengan sifat biologis yang terlihat/karakteristik hewan percobaan, maka ada 4 golongan hewan, yaitu :1) Hewan liar.
2) Hewan yang konvensional, yaitu hewan yang dipelihara secara terbuka.
3) Hewan yang bebas kuman spesifik patogen, yaitu hewan yang dipelihara dengan sistim barrier (tertutup).
4) Hewan yang bebas sama sekali dari benih kuman.
Semakin meningkat cara pemeliharaan, semakin sempurna pula hasil percobaan yang dilakukan. Dengan demikian, apabila suatu percobaan dilakukan terhadap hewan percobaan yang liar, hasilnya akan berbeda bila menggunakan hewan percobaan konvensional ilmiah maupun hewan yang bebas kuman.
3.1. Faktor - faktor
Penanganan hewan percobaan hendaklah dilakukan dengan penuh rasa kasih sayang dan berprikemanusiaan. Di dalam menilai efek farmakologis suatu senyawa bioaktif dengan hewan percobaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :a) Faktor internal pada hewan percobaan sendiri :
· Umur
· Jenis kelamin
· Bobot badan
· Keadaan kesehatan
· Nutrisi
· Sifat genetik
b) Faktor – faktor lain yaitu :
· Lingkungan
· Keadaan kandang
· Suasana kandang
· Populasi dalam kandang
· Keadaan ruang tempat pemeliharaan,
· Pengalaman hewan percobaan sebelumnya
· Suplai oksigen dalam ruang pemeliharaan
· Cara pemeliharaannya
Keadaan faktor–faktor ini dapat merubah atau mempengaruhi respon hewan percobaan terhadap senyawa bioaktif yang diujikan. Penanganan yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat mempengaruhi hasil percobaan, memberikan penyimpangan hasil. Di samping itu cara pemberian senyawa bioaktif terhadap hewan percobaan tentu mempengaruhi respon hewan terhadap senyawa bioaktif yang bersangkutan terutama segi kemunculan efeknya. Cara pemberian yang digunakan tentu tergantung pula kepada bahan atau bentuk sediaan yang akan digunakan serta hewan percobaan yang akan digunakan. Sebelum senyawa bioaktif dapat mencapai tempat kerjanya, senyawa bioaktif harus melalui proses absorpsi terlebih dahulu.3.2. Karakteristik Hewan Percobaan
1. Mencit
Ø Cendrung berkumpul bersama
Ø Penakut, fotofobik
Ø Lebih aktif pada malam hari
Ø Aktivitas terhambat dengan kehadiran manusia
Ø Tidak mengigit
2. Tikus
Ø Sangat cerdas
Ø Tidak begitu fotofobik
Ø Aktivitasnya tidak terhambat dengan kehadiran manusia
Ø Bila diperlakukan kasar atau dalam keadaan defisiensi nutrisi, cendrung menjadi galak dan sering menyerang
Ø Dapat hidup sendiri di kandangnya
3. Kelinci
Ø Jarang bersuara kecuali dalam kondisi nyeri yang luar biasa
Ø Cendrung berontak bila kenyamannya terganggu
Ø Sangat rentan terhadap angin langsung dan udara dingin
Ø Untuk perlakuan yang hanya memerlukan kepala, masukkan ke dalam “holder”
4. Marmot
Ø Marmut lebih penakut dibandingkan mencit dan kelinci
Ø Mudah diatasi / ditangani
Ø Marmut banyak mengeluarkan suara, terutama terdiri dari dengkingan, siulan, dan suara mendengus sesuai kondisinya
5. Katak
Ø Tubuhnya kecil sampai agak besar, Gempal, dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar
Ø Katak jantan dewasa sekitar 60 mm dan betina dewasa sekitar 70-80 mm
Ø Kulitnya lentur dan licin
3.3.Taksonomi Hewan Coba
1. Mencit(Mus musculus)
Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataSub filum : VertebrataKelas : MamaliaOrdo : RodentiaGenus : MusSpesies : Mus musculus
2. Tikus
Kingdom : AnimalFilum : ChordataSubfilum : Vertebrata (Craniata)Kelas : MamaliaSubkelas : TheriaInfrakelas : EuthariaOrdo : RodentiaSubordo : MyomorphaSuperfamili : MuroideaFamili : MuridaeSubfamili : MurinaeGenus : RattusSpesies : Rattus Norvegitus
3. Marmot
Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataKelas : MamaliaOrdo : RodentiaSub ordo : HystricomorphaFamili : CaviidaeSub famili : CaviinaeGenus : CaviaSpecies : Cavia porcellus
4. Kelinci
Kingdom : AnimaliaPhylum : ChordataSub Phylum : VertebrataKelas : MamaliaOrdo : LagomorphaFamily : LeporidaeGenus : OrytolagusSpesies : Orytolagus cuniculus
5. Katak
Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataKelas : AmphibiaOrdo : AnuraFamili : BukonidaeGenus : BufoSub Genus : RhinellaSpesies : B.Mavinus
IV. Alat dan Bahan
· Sarung tangan steril
· Sarung tangan kain
· Tikus
· Mencit
· Koran
· Sabun
· Masker
V. Prosedur
5.1.Cara Memegang mencit
Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan tangan kanan, biarkan menjangkau / mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang). Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk menjepit kulit tengkuknya seerat / setegang mungkin. Ekor dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari manis tangan kiri. Dengan demikian, mencit telah terpegang oleh tangan kiri dan siap untuk diberi perlakuan.
5.2.Cara Memegang Tikus
Angkat dengan cara memegang bagian ujung ekor, letakkan pada kawat kandang.Tangan kiri bergerak dari belakang dengan jari tengah dan telunjuk “mengunci” tengkuknya, sementara ibu jari menjepit kaki depan. Untuk perlakuan yang hanya memerluka n ekor, masukkan ke dalam “holder”.
5.3.Cara Memegang Marmot
Marmot dapat diangkat dengan cara memegang bagian atas dengan tangan yang satu dan memegang bagian belakangnya dengan tangan yang lain.
5.4.Cara Memagang Kelinci
Perlakukan dengan halus. Jangan memegang telinga saat mengangkat / menangkap. Pegang kulit leher kelinci dengan tangan kiri. Dekapkan kearah tubuh.5.5.Cara Memegang Katak
Pegang katak pada daerah leher atau punggung, karena kulit licin harus menggunakan lap kasar.
VI. Data Pengamatan
6.1.Mencit
Cara memegang :
Hasilnya :
6.2.Tikus Putih
Cara memegang :
Hasilnya :
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, mempraktikkan tentang cara - cara penanganan hewan percobaan dengan benar. Hewan percobaan untuk praktikum farmakologi ini ada berbagai jenis, di antaranya ada kelinci, marmut, katak, tikus dan mencit. Namun karena hewan yg paling banyak di gunakan dalam percobaan di laboratorium adalah mencit dan juga tikus putih, maka kedua hewan itulah yang digunakan dalam praktikum ini.Cara penanganan hewan – hewan percobaan ini pun berbeda – beda sesuai dengan karakteristiknya masing – masing hewan. Pada saat praktikum kita tidak boleh membuat mencit dan tikus tersebut depresi / stres, karena mereka akan lebih agresif bila sedang merasa terganggu. Dan bila mereka merasa stres, maka mereka dapat memberontak atau malah dapat menggigit tangan kita hingga terluka. Kita harus membuat mereka nyaman sehingga kita mudah untuk melakukan pengamatan. Kita juga harus belajar cara memegang tikus atau mencit yg baik.Langkah awal dari percobaan ini adalah menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu mulai mempraktekkan cara memperlakukan hewan percobaan yang sebelumnya telah dijelaskan oleh asisten.Cara memegang mencit yang baik adalah letakkan mencit di kawat atau permukaan yg kasar tujuannya agar mencit bisa mencengkram bagian kawat kemudian pegang ekornya menggunakan tangan kiri, kemudian tarik sebagian kulit punggung dari mencit lalu balikkan badannya sehingga wajahnya menghadap ke kita. Dibawah ini contoh gambarnyaSelanjutnya cara memegang tikus yang baik adalah letakkan tikus di kawat, kemudian pegang ekornya menggunakan tangan kiri, jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan di tempatkan di depan kaki tikus, kemudian ibu jari berada di tengah di antara kaki kiri dan kaki kanan tikus lalu tikus di angkat dan dibalik sehingga wajahnya menghadap kita. Sebelum memegang tikus / mencit ini kita harus membuat mereka nyaman dengan cara mengelus-elusnya sampai mereka merasa nyaman.Kemudian hal – hal yg harus di perhatikan bila ingin memegang hewan - hewan percobaan ini adalah harus menggunakan sarung tangan dan masker. Tujuan menggunakan sarung tangan adalah untuk mengurangi kontaminasi langsung dengan tikus / mencitnya. Karena ditakutkan adanya bakteri pada tubuh hewan tersebut, kemudian untuk menjaga agar bila tikus / mencitnya menggigit tidak langsung terkena kulit tangan kita, akan tetapi terkena sarung tangannya lebih dahulu.Kita harus mempelajari cara – cara menangani dan memegang hewan – hewan percobaan ini agar mempermudah untuk pemberian obat pada praktikum – praktikum selanjutnya.Setelah melakukan praktikum tersebut, praktikan wajib membersihkan tangan dengan antibakteri (hand sanitizer) atau langsung mencuci tangan dengan sabun. Agar kuman atau bakteri yang ada pada mencit dan tikus tidak masuk ke dalam tubuh.Jika praktikan terkena gigitan dari hewan tersebut, maka harus cepat – cepat di bersihkan dengan sabun dan bila perlu langsung di beri alkohol pada bagian yang terluka. Hal ini karena alkohol dapat menghentikan proses pendarahan yang berlangsung.
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah penanganan hewan percobaan terhadap mencit lebih mudah ditangani dari pada menggunakan tikus. Hal ini dikarenakan karakteristik dari mencit yang cenderung lebih penakut dari pada tikus. Dalam praktikum penanganan hewan percobaan ini faktor yang berpengaruh adalah faktor dari lingkungan sekitar.
IX. Daftar Pustaka
Malole, M. B. M. 1989.Penggunaan Hewan – Hewan Percobaan Di Laboratorium. Bogor.Gan Gunawan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: FK-UI.Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi. Makassar: AKFAR YAMASI.http://www.scrib.com/farmakologidantoksikologi/farmaseutika, diakses 12 Mei 2011
Download File : Google Drive ( Laporan Penganan Hewan Percobaan )
0 Response to "Laporan Penanganan Hewan Percobaan Lengkap Docx"
Post a Comment