Laporan Pengukuran Tegangan Permukaan Farfis Lengkap Docx
PENGUKURAN TEGANGAN PERMUKAAN
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengenal konsep dan pengukuran tegangan
permukaan ( Air, Paraffin cair, Na Lauryl Sulfat 0,1%; Na Lauryl Sulfat 0,05%;
Na Lauryl Sulfat 0,01%) dengan metode kenaikan pipa kapiler.
II. DASAR TEORI
Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi
pada permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut, hal ini
disebabkan oleh gaya – gaya tarik tidak seimbang pada antar muka (interface)
cairan. Antar muka yaitu jika ada dua fasa atau lebih berada bersama – sama,
maka batas antara fase – fase tersebut. Sifat – sifat molekul yang membentuk
antar muka tersebut berbeda dengan molekul – molekul yang berada di dalam tiap
fase, molekul – molekul itu membentuk fase antar muka. Gaya ini bisa segera
diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam kapiler dan membentuk spheris suatu
tetesan kecil cairan (Moechtar, 1990).
Tegangan antar muka (interfacial) merupakan gaya per satuan
panjang yang terjadi pada antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat
tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya
adhesif antara 2 fase cair yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya
adhesif antara fase cair dan fasa gas yang membentuk antar muka (Moechtar,
1990).
Metode untuk mengukur tegangan muka dan tegangan antar muka,
antara lain ialah metode kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy. Zat cair
pada tegangan muka kebanyakan berkurang hampir linier terhadap kenaikan
temperatur atau terhadap pertambahan energi kinetik molekul – molekulnya.
Metode Kenaikan Kapiler, cairan itu akan naik ke pipa
sampai ketinggian tertentu bila suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan di
sebuah beaker glass, hal ini disebabkan bilamana kekuatan adhesi antara molekul
–molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar daripada kohesi antara molekul –
molekul cairan. Cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi
dalam pipa. Metode Cincin Du Nouy / Tensimeter Du Nouy, prinsip kerja dari alat
tersebut bergantung pada gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin
platina – iridium yang dicelupkan pada permukaaan antar muka adalah sebanding
dengan tegangan permukaan / tegangan antar muka (Martin, 1993).
Tegangan muka = ½ r h d g |
Keterangan :
r : jari – jari kapiler
h : tinggi kenaikan
d : kerapatan cairan
g : gaya gravitasi\
Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi:
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat
pada sediaan obat
2. penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel
tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi
Tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Keberadaan zat terlarut dalam suatu
cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang
berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dengan
molekul surfaktan (Giancoli,2001).
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT
a. Beaker glass 100 mL (”Pyrex”)
b. Piknometer dengan thermometer (” Brand Duran Germany ”)
c. Mistar
d. Neraca Elektrik merk ( “ KERN – EMB 1200 – 1 ”)
e. Baskom (”SAP Quality”)
f. Matglass (”Pyrex”)
g. Pipa kapiler (“Assistent”)
Panjang : 75 ± 0,5 mm
Æ dalam : 1,15 ± 0,05 mm
BAHAN
a. Air
b. Na lauryl sulfat 0,1%; 0,01%; 0,05%
c. Paraffin Cair
IV. CARA KERJA
A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Ditimbang piknometer kosong yang sudah dibersihkan dan
dikeringkan dengan seksama
↓
Diisi dengan air hingga penuh
↓
Direndam dalam baskom yang berisi air es, tunggu hingga suhu ±
2o C dibawah suhu semula
↓
Diangkat piknometer dari baskom, tutup pinometer dibuka,
biarkan pipa kapiler terbuka dan tunggu sampai suhu air naik menjadi suhu
percobaan lalu tutup pipa kapiler
↓
Ditunggu sampai suhu mencapai suhu kamar. Air yang menempel
diusap dengan tissue
↓
Ditimbang piknometer dengan seksama
↓
Dilihat dalam tabel berapa kerapatan air pada suhu percobaan
yang digunakan untuk menghitung volume air = volume piknometer
Cara perhitungan :
Bobot piknometer + air = A (gram)
Bobot piknometer kosong = B (gram) –
Bobot air = C (gram)
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = r air
Volume piknometer = C (gram)
r air (gram / ml)
B. Penentuan kerapatan dan berat jenis zat
(Natrium Lauryl Sulfat 0,1%; 0,01%; 0,05%)
Ditimbang Natrium lauryl sulfat, encerkan dengan air
¯
Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan
seksama.
¯
Isi piknometer dengan Natrium lauryl sulfat hingga penuh, lalu
rendam dalam air es hingga suhu ± 2°C di bawah suhu percobaan.
¯
Tutup piknometer, biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air
naik sampai mencapai suhu percobaan lalu tutup pipa kapiler piknometer.
¯
Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar. Air yang
menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan seksama.
¯
Hitung kerapatan dan bobot jenis Natrium lauryl sulfat.
C. Penentuan kerapatan dan berat jenis zat (Paraffin
cair)
Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan
seksama.
¯
Diisi piknometer dengan paraffin cair hingga penuh, lalu rendam
dalam air es hingga suhu ± 2°C di bawah suhu percobaan.
¯
Ditutup piknometer, biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air
naik sampai mencapai suhu percobaan lalu tutup pipa kapiler piknometer.
¯
Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar. Air yang
menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan seksama.
¯
Hitung kerapatan dan bobot jenis paraffin cair.
D. Penentuan tinggi kenaikan zat cair dalam kapiler
Air
Diukur air sebanyak 40ml, masukkan ke dalam bekerglass.
¯
Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan
stabil. Tutup ujung pipa kapiler dengan jari. Ukur tingginya.
¯
Dilakukan replikasi 3 kali.
¯
Tegangan muka = ½ r h d g |
Dihitung tegangan permukaan dengan rumus:
Paraffin Cair
Diukur Paraffin cair sebanyak 40ml, masukkan ke dalam
bekerglass.
¯
Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan
stabil. Tutup ujung pipa kapiler dengan jari. Ukur tingginya.
¯
Dilakukan replikasi 3 kali.
¯
Tegangan muka = ½ r h d g |
Dihitung tegangan permukaan dengan rumus:
Na Lauryl Sulfat
Diukur Na Lauryl Sulfat sebanyak 40ml, masukkan ke dalam
bekerglass.
¯
Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan
stabil. Tutup ujung pipa kapiler dengan jari. Ukur tingginya.
¯
Dilakukan replikasi 3 kali.
¯
Dihitung tegangan permukaan dengan rumus:
Tegangan muka = ½ r h d g |
V. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
Kelompok 4
A. Penentuan volume piknometer pada suhu
percobaan
I II
Bobot piknometer + air = 57,72 g 56,26 g
Bobot piknometer kosong = 33,33 g – 31,47 g -
Bobot air = 24,39 g 24,79 g
Kerapatan air = r air = 0,99602 gram/mL
Volume piknometer = 24,39 g 24,79 g
0,99602 g/mL 0,99602 g/mL
= 24,4874 mL = 24,8890 mL
B. Penentuan Kerapatan Paraffin Cair
Bobot paraffin liquid+piknometer = 52,32 gram
Bobot piknometer kosong II = 31,47 gram -
Bobot paraffin cair = 20,85 gram
Vp = 24,8890 mL
r =
=
= 0,8377 g/mL
C. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,1%
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,1%+piknometer = 57,73 gram
Bobot piknometer kosong I = 33,33 gram -
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,1% = 24,4 gram
Vp = 24,4874 mL
r =
=
= 0,9964 g/mL
D. Data percobaan
Suhu percobaan = 250C
Tinggi cairan dalam pipa kapiler (cm)
NO | Nama Larutan | REPLIKASI | Rata-Rata | ||
1 | 2 | 3 | |||
1 | Aquadest | 3,00 | 3,00 | 3,50 | 3,16 |
2 | Paraffin Cair | 2,60 | 2,50 | 2,50 | 2,53 |
3 | Na Lauryl Sulfat 0,1% | 2,50 | 2,50 | 2,40 | 2,46 |
E. Perhitungan tegangan muka air
Jari – jari pipa kapiler = 1,15 mm
2
= 0,575 mm
= 0,0575 cm
Tegangan muka 1 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 3,00 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 84,2487 dyne / cm
Tegangan muka 2 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0.0575 cm x 3,00 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 84,2487 dyne/ cm
Tegangan muka 3 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0.0575 cm x 3,50 cm x 0,99602 x 980,7
cm/s2
= 98,2901 dyne/cm
Rata-rata = 84,2487+ 84,2487 + 98,2901 = 88,9292 dyne/cm
3
F. Perhitungan tegangan permukaan paraffin cair
Tegangan muka 1= ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,60 cm x 0,8377 x 980,7 cm/s2
= 61,4095 dyne / cm
Tegangan muka 2 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,50 cm x 0,8377 x 980,7 cm/s2
= 59,0476 dyne/cm
Tegangan muka 3 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,50 cm x 0,8377 x 980,7 cm/s2
= 59,0476 dyne/cm
Rata-rata = 61,4095+ 59,0476 + 59,0476 = 59,8349 dyne/cm
3
G. Perhitungan tegangan permukaan Na Lauryl Sulfat 0,1%
Tegangan muka 1 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,50 cm x 0,9964 x 980,7 cm/s2
= 70,2340 dyne/cm
Tegangan muka 2 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,50 cm x 0,9964 x 980,7 cm/s2
= 70,2340 dyne/cm
Tegangan muka 3 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,40 cm x 0,9964 x 980,7 cm/s2
= 67,4346 dyne/cm
Rata-rata = 70,2340+ 70,2340 + 67,4346 = 69,2975 dyne/cm
3
Kelompok 3
A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
I II
Bobot piknometer + air = 58,59 g 57,53 g
Bobot piknometer kosong = 33,82 g – 33,23 g -
Bobot air = 24,77 g 24,3 g
Kerapatan air = r air = 0,99602 gram/mL
Volume piknometer = 24,77 g 24,3 g
0,99602 g/mL 0,99602 g/mL
= 24,8689 mL = 24,3871 mL
B. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,05 %
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,05 %+piknometer = 58,55 gram
Bobot piknometer kosong I = 33,82 gram -
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,05 % = 24,73 gram
Vp = 24,8689 mL
r =
=
= 0,9944 g/mL
C. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,01 %
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,01%+piknometer = 57,55 gram
Bobot piknometer kosong II = 33,23 gram -
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,01% = 24,32gram
Vp = 24,3871 mL
r =
= = 0,9968 g/mL
D. Data percobaan
Suhu percobaan = 250C
Tinggi cairan dalam pipa kapiler (cm)
NO | Nama Larutan | REPLIKASI | Rata-Rata | ||
1 | 2 | 3 | |||
1 | Aquadest | 2,80 | 2,80 | 2,80 | 2,80 |
2 | Na Lauryl Sulfat 0,05% | 2,60 | 2,55 | 2,60 | 2,58 |
3 | Na Lauryl Sulfat 0,01% | 2,65 | 2,70 | 2,65 | 2,67 |
E. Perhitungan tegangan muka air
Jari – jari pipa kapiler = 1,15 mm
2
= 0,575 mm
= 0,0575 cm
Tegangan muka 1 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,80 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 78,6562 dyne / cm
Tegangan muka 2 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,80 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 78,6562 dyne / cm
Tegangan muka 3 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,80 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 78,6562 dyne / cm
Rata-rata = 78,6562+ 78,6562+ 78,6562= 78,6562 dyne/cm
3
F. Perhitungan tegangan permukaan Na Lauryl Sulfat 0,01%
Tegangan muka 1 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,65 cm x 0,99683 x 980,7 cm/s2
= 74,5030 dyne/cm
Tegangan muka 2 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,70 cm x 0,99683 x 980,7 cm/s2
= 75, 9087 dyne/cm
Tegangan muka 3 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,65 cm x 0,99683 x 980,7 cm/s2
= 74,5030 dyne/cm
Rata-rata = 74,5030+ 75,9087 + 74,5030 = 74,9716 dyne/cm
3
G. Perhitungan tegangan permukaan Na Lauryl Sulfat 0,05%
Tegangan muka 1 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,60 cm x 0,99441 x 980,7 cm/s2
= 72,9198 dyne/cm
Tegangan muka 2 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,55 cm x 0,99441 x 980,7 cm/s2
= 71,4952 dyne/cm
Tegangan muka 3 = ½ r . h . r . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,60 cm x 0,99441 x 980,7 cm/s2
= 72,9198 dyne/cm
Rata-rata = 72,9198+ 71,4952+ 72,9198 = 72,4449 dyne/cm
3
Penyimpangan Data
Kerapatan Paraffin cair = 0,87-0,89 g/mL ( Depkes RI, 1995)
Penyimpangan = selisih data rata-rata dengan literature
x 100%
Data Literatur
= 0,87-0,8377 x 100% = 3,71%
0,87
Kenaikan pada pipa kapiler (cm)
Zat | Rata-rata tiap kelompok | |
Kelompok 3 | Kelompok 4 | |
Air | 2,80 | 3,16 |
Na.lauril 0,01% | 2,67 | |
Na.lauril 0,05% | 2,58 | |
Na.lauril 0,1% | 2,46 | |
Paraffin | 2,53 |
Hasil perhitungan tegangan antarmuka (dyne/cm)
Tegangan
Antarmuka |
Hasil perhitungan | |
Kelompok 3 | Kelompok 4 | |
Air | 78,6525 | 88,9292 |
Na.lauril 0,01% | 74,9716 | |
Na.lauril 0,05% | 72,4449 | |
Na.lauril 0,1% | 69,2975 | |
Paraffin | 59,8349 |
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas mengenai cara menentukan tegangan
permukaan pada suatu zat cair. Zat cair yang digunakan sebagai sampel adalah
air, paraffin cair, Na Lauryl Sulfat 0,1%;0,01%; 0,05%. Natrium lauryl sulfat
berfungsi sebagai surfaktan, yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara 2
zat yang tidak dapat bercampur sehingga zat tersebut dapat bercampur, sedangkan
paraffin liquidum berfungsi sebagai laksativa. Metode yang digunakan untuk
menentukan tegangan permukaan pada praktikum adalah metode kenaikan pipa
kapiler. Penentuan tegangan permukaan dapat menggunakan metode selain kenaikan
pipa kapiler yaitu metode cincin Du nouy, namun karena belum mempunyai alat
untuk menguji dengan metode ini, jadi dipilihlah metode kenaikan kapiler yang
lebih sederhana.
Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi
pada permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut, sedangkan
tegangan antar muka (interfacial) adalah gaya per satuan panjang yang terjadi
pada antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat tercampur. Tegangan antar
muka selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya adhesif antara 2 fase
cair yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya adhesif antara fase cair
dan fasa gas yang membentuk antar muka.
Metode kenaikan pipa kapiler diukur dengan melihat ketinggian
zat cair yang naik melalui pipa kapiler. Salah satu ujung pipa tersebut
dicelupkan ke dalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut akan naik sampai
pada ketinggian tertentu. Prinsip kerja pipa kapiler ini adalah gaya adhesif
antara molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya
kohesif antara molekul –molekul zat cair, sehingga cairan dapat membasahi
dinding kapiler, dan dapat mengalir naik di dalam pipa kapiler. Zat cair dapat
naik dalam pipa kapiler selain dipengaruhi oleh gaya adhesi yang besar juga
dipengaruhi oleh tegangan muka yang dimiliki zat aktif yang menyebabkan suatu
gaya untuk naik. Suatu saat kenaikan zat cair pada pipa kapiler dapat berhenti
pada saat gaya tekan ke atas sama dengan gaya gravitasi maka zat tersebut akan
berhenti naik pada pipa kapiler.
Penggunaan metode kenaikan kapiler memiliki beberapa keuntungan
dan kerugian. Keuntungan metode ini adalah waktu yang dibutuhkan relatif singkat
serta cara kerjanya yang praktis. Kerugiaannya adalah prosentase hasil
pengukuran tinggi yang tidak valid karena pengaruh tekanan saat pipa dimasukkan
ke dalam larutan. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk menentukan
tegangan permukaan suatu zat dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan
antar muka dari suatu zat.
Hasil yang diperoleh dari penentuan tegangan permukaan tidak
dapat dibandingkan dengan literatur, karena perbedaan volume zat yang dipakai
dalam pengujian belum tentu sama dengan yang ada pada literature, sehingga tidak
dapat dihitung penyimpangan kesalahan yang terjadi. Perbandingan antara
literature dan hasil percobaan hanya dapat dilakukan untuk kerapatan zat, karena
kerapatan ini berbanding lurus dengan tegangan permukaan. Semakin besar nilai
kerapatan suatu zat akan semakin besar tegangan permukaannya, hal ini sama
dengan jari-jari pipa kapiler, semakin besar jari-jari pipa kapiler, maka
tegangan permukaannya juga semakin besar. Hasil percobaan memperoleh nilai
kerapatan masing-masing zat sebesar:
Zat | Kerapatan | Kerapatan Literatur |
Na Lauryl Sulfat 0,1% | 0,9964 g/mL | 1,07 g/mL |
Na Lauryl sulfat 0,05% | 0,99441 g/mL | |
Na Lauryl Sulfat 0,01% | 0,99683 g/mL | |
Paraffin Cair | 0,8377 g/mL | 0,87-0,89 g/mL |
Hasil yang diperoleh terdapat adanya penyimpangan antara hasil
percobaan bila dibandingkan dengan literatur, hal ini dapat mempengaruhi hasil
perhitungan tegangan permukaan. Faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan
meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain:
1. Volume
Volume cairan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah 40
ml. Sebelum pipa kapiler dimasukkan, ukur dahulu berapa tinggi mula-mula cairan
dalam beaker glass. Setiap akan dilakukan replikasi, pastikan volume cairan
tetap 40 ml dan dengan tinggi yang sama, jika tingginya berkurang dapat
ditambahkan cairan lagi.
2. Diameter pipa kapiler
Diameter pipa kapiler berhubungan dengan kenaikan cairan. Pipa
kapiler yang kecil diameternya maka akan membuat kenaikannya lebih cepat,jelas
dan tinggi.
3. Kadar
Kadar natrium lauryl sulfat yang berbeda - beda juga akan
menghasilkan hasil kenaikan cairan dalam pipa kapiler yang berbeda pula.
4. Kerapatan cairan
Semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar pula kerapatn
suatu zat
5. Tinggi kenaikan zat cair dalam pipa kapiler
Viskositas cairan juga mempengaruhi kenaikan zat cair dalam
pipa kapiler. Semakin tinggi kekentalan suatu zat, maka dia akan lebih susah
naik ke pipa kapiler. Paraffin cair akan lebih susah naik ke pipa kapiler
dibandingkan larutan Natrium lauryl sulfat dan air. Sehingga kenaikannya pun
akan lebih rendah.
Faktor eksternalnya meliputi:
1) Suhu
Suhu akan mempengaruhi perhitungan kerapatan suatu zat.
Perhitungan kerapatan menggunakan piknometer dilakukan dengan menaik turunkan
suhu ± 20 C kemudian didiamkan hingga suhu kembali pada suhu kamar.
Adanya embun yang tertinggal saat penurunan suhu akan mempengaruhi hasil
perhitungan kerapatannya.
2) Kemurnian zat yang digunakan,
Kemurnian zat yang akan diuji akan berkurang jika ada bahan
lain yang ikut masuk ke dalam zat yang akan di uji. Proses membersihkan
piknometer harus diperhatikan apakah sudah benar-benar kering atau belum, jika
masih terdapat air maka akan mempengaruhi kemurniaan zat yang di uji, kemurnian
zat akan berkurang dengan adanya campuran air, semakin banyak air yang
tertinggal pada piknometer maka akan banyak pula yang ikut tercampur pada zat
yang di uji dan kemurnian zat uji akan semakin berkurang.
Tegangan muka kebanyakan zat cair berkurang hampir sebanding
dengan kenaikan temperatur. Oleh karena itu perlu mengontrol temperatur dari
sistem yang diteliti jika hendak menentukan tegangan muka dan tegangan antar
mukanya.
Manfaat tegangan permukaan di bidang farmasi salah satu
contohnya yaitu terbentukya emulsi. Emulsi merupakan sediaan cair yang terdiri
dari dua fase yaitu fase air dan fase minyak dimana harus dilakukan penggojokan
untuk dapat mencampurkan keduanya. Tegangan antarmuka pada emulsi terjadi antara
minyak dengan air. Penetrasi molekul melalui membran biologi, dapat mempengaruhi
adsorbsi obat, stabilitas, dan dispersi partikel yang tidak larut dalam
suspensi.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan:
a) Penentuan tegangan permukaan dapat dilakukan dengan metode
kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy.
b) Cara kerja metode kenaikan pipa kapiler yaitu siapkan
larutan zat uji sebanyak 40 mL kemudian dicelupkan pipa kapiler ke dalamnya
hingga larutan dapat naik dalam pipa kapiler. Hitung kenaikan zat dalam pipa
kapiler.
c) Prinsip kerja pipa kapiler adalah bilamana gaya adhesif
antara molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya
kohesif antara molekul –molekul zat cair, maka zat cair akan terus naik dalam
pipa kapiler yang disebabkan karena adanya tegangan muka, sampai gerakan ke atas
tersebut tepat seimbang dengan gaya ke bawah gravitasi.
d) Kelebihan menggunakan metode kenaikan pipa kapiler yaitu
membutuhkan waktu yag relatif singkat serta cara kerja yang lebih praktis.
e) Kerugiaannya adalah prosentase hasil pengukuran tinggi yang
tidak valid karena pengaruh tekanan saat pipa dimasukkan ke dalam larutan.
f) Hasil yang diperoleh:
Hasil perhitungan tegangan antarmuka (dyne/cm)
Tegangan
Antarmuka |
Hasil perhitungan | |
Kelompok 3 | Kelompok 4 | |
Air | 78,6525 | 88,9292 |
Na.lauril 0,01% | 74,9716 | |
Na.lauril 0,05% | 72,4449 | |
Na.lauril 0,1% | 69,2975 | |
Paraffin | 59,8349 |
g) Faktor – faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan antara
lain: kadar zat, diameter pipa kapiler, tinggi kenaikan cairan dalam
kapiler,viskositas, kerapatan zat dan gaya gravitasi.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Dekpes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi
IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I
(terjemahan), Erlangga, Jakarta
Martin.A, 1993, Farmasi Fisika, Edisi III Jilid
2,Indonesia University Press, Jakarta.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan
Sistem Dispersi, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.
Mengetahui,
Semarang, 24 November 2014
Dosen Pembimbing Praktikan
Margareta Retno P., M.Sc., Apt Katarina Arianti B.R.
Baca Juga :
- Laporan Partisi Fitokimia Lengkap Docx - New !!
- Laporan Penetapan Kadar Air Dan Kadar Abu Lengkap Docx - New !!
- Laporan Pengaruh Pelarut Campur Terhadap Kelarutan Zat (Lengkap)
- Laporan Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Disolusi
- Laporan Pengaruh Temperatur Terhadap Kelarutan Zat (Lengkap)
- Laporan Salep Tetrasiklin Lengkap Docx
By : Dede Taufiq
0 Response to "Laporan Pengukuran Tegangan Permukaan Farfis Lengkap Docx"
Post a Comment