Sediaan Farmasi Emulsi Lengkap
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam farmasi indonesia, artikel yang selanjutnya yang akan saya upload masih tentang sediaan farmasi mengenai emulsi yang bersumber dari Farmakope V, berikut penjelasannya :
SEDIAAN FARMASI EMULSI
(Emulsions)
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang
merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini
disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang
merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase
pembawa, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. Emulsi dapat distabilkan
dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu penyatuan
tetes kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang
memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati antar
permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas fisik di
sekeliling partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan
antar permukaan antara fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama
pencampuran.
Polimer hidrofilik alam, semisintetik dan sintetik dapat
digunakan bersama surfaktan pada emulsi minyak dalam air karena akan
terakumulasi pada antar permukaan dan juga meningkatkan kekentalan fase air,
sehingga mengurangi kecepatan pembentukan agregat tetesan. Agregasi biasanya
diikuti dengan pemisahan emulsi yang relatif cepat menjadi fase yang kaya akan
butiran dan yang miskin akan tetesan. Secara normal kerapatan minyak lebih
rendah dari pada kerapatan air, sehingga jika tetesan minyak dan agregat tetesan
meningkat, terbentuk krim. Makin besar kecepatan agregasi, makin besar ukuran
tetesan dan makin besar pula kecepatan pembentukan krim. Tetesan air dalam
emulsi air dalam minyak biasanya membentuk sedimen disebabkan oleh kerapatan
yang lebih besar.
Konsistensi emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang mudah
dituang hingga krim setengah padat. Umumnya krim minyak dalam air dibuat pada
suhu tinggi, berbentuk cair pada suhu ini, kemudian didinginkan pada suhu kamar,
dan menjadi padat akibat terjadinya solidifikasi fase internal. Dalam hal ini,
tidak diperlukan perbandingan volume fase internal terhadap volume fase
eksternal yang tinggi untuk menghasilkan sifat setengah padat, misalnya krim
asam stearat atau krim pembersih adalah setengah padat dengan fase internal
hanya 15%. Sifat setengah padat emulsi air dalam minyak, biasanya diakibatkan
oleh fase eksternal setengah padat.
Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air
mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting dalam
emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi. Karena
jamur dan ragi lebih sering ditemukan daripada bakteri, lebih diperlukan yang
bersifat fungistatik dan bakteriostatik. Bakteri ternyata dapat menguraikan
bahan pengemulsi nonionik dan anionik, gliserin, dan sejumlah bahan penstabil
alam seperti tragakan dan gom guar.
Kesulitan muncul pada pengawetan sistem emulsi, sebagai akibat
memisahnya bahan antimikroba dari fase air yang sangat memerlukannya, atau
terjadinya
kompleksasi dengan bahan pengemulsi yang akan mengurangi
efektivitas. Karena itu, efektivitas sistem pengawetan harus selalu diuji pada
sediaan akhir. Pengawet yang biasa digunakan dalam emulsi adalah metil-, etil-,
propil-, dan butil-paraben, asam benzoat, dan senyawa amonium kuaterner.
Referensi : Farmakope V
Baca Juga ;
By ; Dede Taufiq
0 Response to "Sediaan Farmasi Emulsi Lengkap"
Post a Comment